Skip to content

Siapakah Yusuf? Apa Tanda yang Ditunjukkannya?

Surah Yusuf (Surah 12 – Yusuf) menceritakan kisah Hazrat Yusuf. Yusuf adalah anak Hazrat Ya’qub, anak Hazrat Ishaq, anak Hazrat Ibrahim. Ya’qub memunyai dua belas anak, dan salah satunya adalah Yusuf. Kesebelas saudara Yusuf bersepakat melawan dia dan rencana perlawanan mereka ini membentuk kisah Yusuf. Cerita ini pertama kali dicatat dalam Taurat Musa lebih dari 3500 tahun yang lalu. Lihat cerita lengkapnya dalam Taurat di sini dan cerita dalam Surah Yusuf (Surah 12 – Yusuf) di sini. Surah Yusuf memberitahu kita bahwa ini bukanlah sekedar cerita, tetapi:

Sungguh, dalam (kisah) Yusuf dan saudara-saudaranya terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang yang bertanya

Surah Yusuf 12:7

Dalam cerita Yusuf dan saudara-saudaranya, apa yang menjadi ‘tanda’ bagi mereka yang sedang mencari kebenaran? Untuk memahami ‘tanda-tanda’ ini, mari kita tinjau kembali ceritanya dalam Taurat dan Surah Yusuf.

Sujud di hadapan …?

Satu tanda yang jelas adalah mimpi Yusuf yang ia ceritakan kepada ayahnya, Ya’qub, seperti yang tertulis dalam surah berikut:

(Ingatlah), ketika Yusuf berkata kepada ayahnya, “Wahai ayahku! Sungguh, aku (bermimpi) melihat sebelas bintang, matahari dan bulan; kulihat semuanya sujud kepadaku.”

Surah Yusuf 12:4

Pada akhir ceritanya, kita melihat bahwa

Dan dia menaikkan kedua orang tuanya ke atas singgasana. Dan mereka (semua) tunduk bersujud kepadanya (Yusuf). Dan dia (Yusuf) berkata, “Wahai ayahku! Inilah takwil mimpiku yang dahulu itu. Dan sesungguhnya Tuhanku telah menjadikannya kenyataan. Sesungguhnya Tuhanku telah berbuat baik kepadaku, ketika Dia membebaskan aku dari penjara dan ketika membawa kamu dari dusun, setelah setan merusak (hubungan) antara aku dengan saudara-saudaraku. Sungguh, Tuhanku Mahalembut terhadap apa yang Dia kehendaki. Sungguh, Dia Yang Maha Mengetahui, Mahabijaksana.

Surah Yusuf 12:100

Dalam Alquran, kata ‘sujud’ disebutkan berkali-kali. Namun, kata itu hanya digunakan untuk menjelaskan sujud kepada Allah yang Mahakuasa, dalam doa, di Ka’bah, atau di hadapan mujizat Allah (seperti para ahli sihir Mesir dengan Musa). Namun, di sini ada satu pengecualian, yaitu sujud yang diberikan kepada manusia (Yusuf). Satu-satunya kejadian yang serupa terjadi ketika para malaikat diperintahkan untuk ‘bersujud’ di hadapan Hazrat Adam (Ta-Ha 116 dan Al-Araf 11). Akan tetapi, malaikat bukanlah manusia, peraturan umumnya adalah, manusia hanya sujud kepada Tuhan.

ahai orang-orang yang beriman! Rukuklah, sujudlah, dan sembahlah Tuhanmu; dan berbuatlah kebaikan, agar kamu beruntung.

Al-Hajj 22:77

Apa yang membuat Yusuf mendapat pengecualian sehingga ayahnya, Ya’qub, dan saudara-saudaranya bersujud di hadapannya?

Anak Manusia

Historical Timeline showing Prophet Daniel and other prophets of Zabur

Kerangka Sejarah menunjukkan Nabi Daniel bersama dengan nabi-nabi lain Kitab Zabur

Likewise in the Bible we are commanded to only prostrate before, or worship, the LORD, but there is also an exemption. The prophet Daniel received a vision which looked far forward in time to when the Kingdom of God would be established and in his vision he saw a ‘Son of Man’.

Alkitab juga memberi perintah yang sama, yaitu manusia hanya bersujud atau menyembah TUHAN saja, namun ada juga pengecualian. Nabi Daniel menerima penglihatan tentang masa jauh di depan saat Kerajaan Allah didirikan, dan dalam penglihatan itu, ia melihat seorang ‘Anak Manusia’.

13 *Aku terus memperhatikan penglihatan pada malam hari itu. Tampak seorang seperti Anak Manusia datang dengan awan-awan langit. Ia sampai kepada Yang Abadi dan dibawa ke hadirat-Nya.

14 *Lalu, dikaruniakan kepada-Nya kekuasaan, kemuliaan, dan kerajaan sehingga orang-orang dari segala suku, bangsa, dan bahasa beribadah kepada-Nya. Kekuasaan-Nya adalah kekuasaan kekal yang tidak akan dicabut dan kerajaan-Nya tidak akan binasa.

(Daniel 7:13-14)

Dalam penglihatan itu, manusia bersujud di hadapan ‘anak manusia’ sama seperti keluarga Yusuf bersujud di hadapan Yusuf.

‘Anak Manusia’ adalah gelar yang paling sering dipakai oleh Isa Almasih AS untuk menyebut dirinya sendiri. Selama di bumi, dia memang menunjukkan kuasanya yang agung saat mengajar, – saat menyembuhkan, dan saat menaklukkan alam. Namun, dia tidak datang ‘dalam awan-awan surga’ seperti yang dinyatakan dalam ramalan penglihatan Daniel, karena penglihatan itu menunjukkan masa yang lebih jauh dari masa akan datang. Penglihatan itu melewati masa kedatangannya yang pertama sampai pada kedatangannya yang kedua – masa di mana dia kembali lagi ke bumi untuk menghancurkan Dajjal (seperti nubuat yang dinyatakan kepada Hazrat Adam) dan mendirikan Kerajaan Allah.

Kedatangannya yang pertama, lahir melalui perawan Maryam, adalah untuk menebus umat manusia sehingga mereka bisa menjadi warga Kerajaan Allah. Namun, pada saat itu pun, dia telah menyatakan bahwa dia, Sang Anak Manusia, akan memisahkan umat manusia ketika dia datang kembali dalam awan-awan. Dia menubuatkan semua bangsa akan datang dan sujud di hadapannya seperti halnya saudara-saudara Yusuf datang bersujud di hadapan Yusuf. Lihat apa yang diajarkan Sang Masih berikut:

31 *“Pada saatnya nanti apabila Anak Manusia datang kembali dengan kemuliaan-Nya disertai para malaikat-Nya, Ia akan duduk di takhta kemuliaan-Nya.

32 Kemudian, semua suku bangsa akan dikumpulkan dan dibawa ke hadapan-Nya. Ia akan memisahkan mereka satu demi satu, seperti seorang gembala yang memisahkan domba-domba dari kambing-kambing.

33 Domba-domba akan Ia tempatkan di sebelah kanan-Nya, tetapi kambing-kambing di sebelah kiri-Nya.

34 Setelah itu, Sang Raja akan bersabda kepada mereka yang ada di sebelah kanan-Nya, ‘Marilah, hai kamu yang mendapat berkah dari Bapa-Ku. Terimalah warisanmu, yaitu kerajaan yang disediakan bagimu sejak dunia dijadikan.

35 Karena ketika Aku lapar, kamu memberi Aku makan. Ketika Aku haus, kamu memberi Aku minum. Ketika Aku datang sebagai orang asing, kamu memberi Aku tumpangan.

36 Ketika Aku telanjang, kamu memberi Aku pakaian. Ketika Aku sakit, kamu menengok Aku, dan ketika Aku di penjara, kamu mengunjungi Aku.’

37 Lalu, orang-orang saleh itu akan menjawab, ‘Ya Junjungan, kapankah kami melihat Sang Junjungan dalam keadaan lapar sehingga kami memberi Junjungan makan, atau kapankah kami melihat Sang Junjungan dalam keadaan haus sehingga kami memberi Junjungan minum?

38 Kapankah kami melihat Sang Junjungan datang sebagai orang asing sehingga kami memberi Junjungan tempat untuk menumpang, atau kapankah kami melihat Sang Junjungan dalam keadaan telanjang sehingga kami memberi Junjungan pakaian?

39 Kapan pulakah kami melihat Sang Junjungan dalam keadaan sakit atau di penjara sehingga kami menjenguk Junjungan?’

40 Kemudian, sabda Sang Raja kepada mereka, ‘Sesungguhnya, Aku berkata kepadamu, ketika kamu melakukan hal-hal itu untuk salah seorang saudara-Ku yang hina ini, kamu telah melakukannya untuk-Ku.’

41 Lalu, Ia akan berkata pula kepada orang-orang yang ada di sebelah kiri-Nya, ‘Hai orang-orang yang terkutuk, enyahlah kamu dari hadapan-Ku dan masuklah ke api yang kekal, yang telah disediakan bagi Iblis dan para utusannya.

42 Karena ketika Aku lapar, kamu tidak memberi Aku makan. Ketika Aku haus, kamu tidak memberi Aku minum.

43 Ketika Aku datang sebagai orang asing, kamu tidak memberi Aku tempat untuk menumpang. Ketika Aku telanjang, kamu tidak memberi Aku pakaian. Ketika Aku sakit dan di penjara, kamu tidak mengunjungi Aku.’

44 Lalu, mereka pun akan bertanya, ‘Ya Junjungan kami, kapankah kami melihat Sang Junjungan dalam keadaan lapar, kehausan, datang sebagai orang asing, telanjang, sakit, atau di penjara, dan kami tidak memperhatikan Junjungan?’

45 Sabda Sang Raja kepada mereka, ‘Sesungguhnya, Aku berkata kepadamu, ketika kamu tidak melakukan hal-hal itu untuk salah seorang saudara-Ku yang paling hina ini, kamu pun tidak melakukannya untuk-Ku.’

46 *Mereka ini akan dimasukkan ke tempat siksaan yang kekal, tetapi orang-orang saleh itu akan masuk ke dalam hidup yang kekal.”

(Matius 25: 31-46)

Hazrat Yusuf dan Isa Al-Masih

Selain pengecualian bahwa manusia lain akan bersujud di hadapan mereka, Hazrat Yusuf dan Isa Almasih juga menjalani beberapa pola dan kejadian yang sama dalam hidup mereka. Perhatikanlah berbagai situasi yang menunjukkan persamaan dalam hidup mereka:

Peristiwa-peristiwa dalam hidup Hazrat Yusuf Peristiwa-peristiwa dalam hidup Isa Al-Masih

 

Saudara-saudaranya, yang kemudian menjadi 12 suku Israil, membenci Yusuf dan menolaknya. Orang Yahudi, sebagai suatu bangsa yang terdiri atas berbagai suku, membenci Isa Al-Masih dan menolaknya sebagai Sang Al-Masih.
given by God)Yusuf menyatakan kepada Israil (nama Ya’qub yang diberikan oleh Allah) bahwa saudara-saudaranya akan bersujud kepadanya di masa depan. Isa Al-Masih menyatakan kepada bangsa Israil bahwa saudara-saudaranya (sesamanya orang Yahudi) akan bersujud kepadanya di masa depan (Markus 14:62).
Yusuf diutus oleh Ya’qub, ayahnya, kepada saudara-saudaranya, tetapi mereka menolaknya dan bersepakat untuk membunuhnya. Isa Almasih diutus oleh Bapa-Nya kepada saudara-saudaranya, orang Yahudi, tetapi “umat kepunyaannya tidak menerimanya.” (Yahya 1:11) dan mereka “bersepakat untuk membunuhnya” (Yahya 11:53)

 

Mereka melemparkannya ke dalam sumur tanah yang dalam.

 

Isa Al-Masih turun ke kedalaman bumi.
Yusuf disingkirkan dengan dijual dan diserahkan kepada orang asing. Isa Al-Masih disingkirkan dengan dijual dan diserahkan kepada orang asing.

 

Dia dibawa jauh supaya saudara-saudara dan ayahnya berpikir bahwa dia sudah mati. Israil dan saudara-saudaranya, orang Yahudi, berpikir bahwa Isa Al-Masih masih dalam keadaan mati.

 

Yusuf direndahkan sebagai seorang hamba.

 

Isa Al-Masih mengambil “rupa sebagai seorang hamba” dan ‘merendahkan dirinya’ sampai mati. (Filipi 2:7)

 

Yusuf dituduh melakukan dosa. Bangsa Yahudi “menuduhnya mengenai banyak hal”. (Markus 15:3)

 

Yusuf dimasukkan ke dalam penjara sebagai seorang budak. Di sana, dia menubuatkan bebasnya seorang tawanan dari kegelapan penjara bawah tanah (tukang roti).

 

Isa Al-Masih diutus “… untuk membalut hati yang hancur, memaklumkan kebebasan bagi para tawanan dan kelepasan bagi para tahanan…”. (Yesaya 61:1)
Yusuf naik menuju takhta Mesir, mengatasi semua penguasa lain, langsung di bawah Firaun sendiri. Orang-orang yang datang kepadanya bersujud di hadapannya.

 

“Allah sangat menjunjungnya (Almasih) tinggi dan menganugerahkan kepadanya nama di atas segala nama supaya di dalam nama Isa semua akan bertekuk lutut, baik yang ada di langit, di bumi, maupun yang ada di bawah bumi,…”. (Filipi 2:9-11)

 

provide themSementara ia masih ditolak dan dipercaya telah mati oleh saudara-saudaranya, bangsa-bangsa datang kepada Yusuf untuk mendapatkan roti yang bisa ia sediakan bagi mereka. Sementara Dia masih ditolak dan dipercaya telah mati oleh saudara-saudara sebangsanya, orang Yahudi, bangsa-bangsa datang kepada Isa Almasih untuk mendapatkan roti hidup yang hanya bisa disediakan oleh-Nya.
Yusuf menyampaikan pengkhianatan yang dilakukan oleh saudara-saudaranya.

 

(Kejadian 50: 19-20)

 

Isa Al-Masih menyampaikan bahwa pengkhianatan yang dilakukan oleh saudara-saudara sebangsanya, orang Yahudi, adalah kehendak Allah dan melaluinya banyak jiwa akan diselamatkan.

 

(Yahya 5:24)

Saudara-saudaranya dan bangsa-bangsa bersujud di hadapan Yusuf. Nubuat Daniel tentang Anak Manusia adalah, “semua bangsa dan kaum, dengan setiap bahasanya, akan menyembahnya”

 

Banyak Pola – Banyak Tanda

Hampir semua nabi dalam Taurat memiliki hidup yang terpola dengan Isa Almasih – pola-pola ini telah tertata ratusan tahun sebelum kedatangan-Nya. Hal ini terjadi untuk menunjukkan bahwa kedatangan Sang Masih merupakan murni rencana Allah, bukan gagasan manusia, karena manusia tidak tahu apa yang akan terjadi jauh di masa depan.

Mulai dari Hazrat Adam sudah ada nubuat mengenai Sang Masih. Alkitab menyatakan bahwa Hazrat Adam

…. adalah gambaran dia yang akan datang (yaitu Isa Almasih)

14 Padahal, maut telah merajalela sejak zaman Nabi Adam sampai zaman Nabi Musa, bahkan atas orang-orang yang tidak melakukan pelanggaran yang sama seperti pelanggaran yang dilakukan oleh Adam. Adam adalah gambaran dari Dia, yang akan datang.

(Rum 5:14)

Meskipun pada akhirnya Yusuf menerima sujud dari saudara-saudaranya, yang menjadi penekanan utama dalam hidupnya bukanlah sujud itu, melainkan penolakan, pengorbanan, dan pengasingannya dari saudara-saudaranya. Penekanan pada pengorbanan Sang Masih juga bisa dilihat dalam pola pengorbanan Nabi Ibrahim. Setelah masa Yusuf, kedua belas anak Ya’qub menjadi dua belas suku Israil yang kemudian dipimpin oleh Nabi Musa AS keluar dari Mesir. Cara ia melakukannya juga menunjukkan sebuah pola yang menubuatkan detail-detail pengorbanan Sang Masih. Sebenarnya, dalam Kitab Taurat terdapat banyak tanda mendetail yang ditulis ribuan tahun sebelum kedatangan Sang Masih. Kitab Zabur dan Kitab Nabi-Nabi lainnya, yang berisi detail-detail lebih lanjut yang ditulis ratusan tahun sebelum Sang Masih, menekankan penolakan dalam nubuat tentang Hamba yang Menderita. Tidak ada satu orang pun yang bisa mengetahui apa yang akan terjadi pada ratusan tahun ke depan. Lalu, bagaimana nabi-nabi itu mengetahui detail-detail ini? Tentu Allah sendirilah yang mengilhamkannya kepada mereka. Jika demikian adanya, maka penolakan yang dialami oleh Isa Al-Masih dan pengorbanannya pastilah merupakan rencana Allah.

Sebagian besar pola atau nubuat ini berhubungan dengan kedatangan pertama Sang Masih di mana dia mempersembahkan dirinya sendiri supaya kita bisa diselamatkan dan dapat memasuki Kerajaan Allah.

Namun demikian, gambaran Yusuf juga merujuk lebih jauh pada masa ketika Kerajaan Allah akan didirikan dan semua bangsa akan bersujud saat Isa Almasih datang kembali ke dunia. Sekarang kita hidup pada masa ketika kita diundang untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah. Janganlah kita menjadi seperti orang bodoh dalam Surah Al-Ma’arij yang menunda sampai Hari Penghakiman dalam mencari Sang Penebus – dan terlambat. Pelajari sekarang hidup yang ditawarkan Sang Al-Masih bagi Anda.

Sang Al-Masih mengajarkan bahwa kedatangannya yang kedua akan seperti ini:

1 *“Pada waktu itu Kerajaan Surga dapat diibaratkan dengan sepuluh gadis yang mengambil pelita mereka, lalu pergi untuk menyongsong mempelai pria.

2 Lima orang di antaranya bodoh dan lima orang lainnya bijaksana.

3 Gadis-gadis yang bodoh membawa pelita mereka, tetapi tidak membawa minyak.

4 Sedangkan gadis-gadis yang bijaksana membawa minyak persediaan dalam suatu tempat bersama-sama dengan pelita mereka.

5 Karena sang mempelai terlambat datang, maka mengantuklah mereka dan kemudian tertidur.

6 Pada tengah malam terdengarlah suara orang berseru, ‘Lihat, sang mempelai datang! Pergilah kamu untuk menyongsongnya.’

7 Lalu, para gadis itu pun bangun dan mempersiapkan pelita mereka masing-masing.

8 Kemudian, kata gadis-gadis yang bodoh itu kepada gadis-gadis yang bijaksana, ‘Bagikanlah minyakmu itu kepada kami karena pelita kami akan padam.’

9 Jawab gadis-gadis yang bijaksana itu, ‘Tidak, sebab mungkin tidak akan cukup untuk kami dan untuk kamu. Lebih baik kamu pergi ke penjual minyak dan membelinya untuk dirimu sendiri.’

10 Sementara gadis-gadis yang bodoh itu pergi untuk membeli minyak, datanglah mempelai itu, dan gadis-gadis yang telah siap sedia, masuk bersama-sama dengan sang mempelai ke perjamuan nikah. Setelah itu, pintunya pun dikunci.

11 *Tidak lama kemudian gadis-gadis yang bodoh itu datang dan berkata, ‘Tuan, Tuan, bukakan kami pintu!’

12 Jawab tuan itu, ‘Sesungguhnya, Aku berkata kepadamu, aku tidak mengenal kamu.’

13 Sebab itu, berjaga-jagalah, karena kamu tidak tahu kapan hari atau waktunya tiba.”

14 “Hal itu pun dapat digambarkan dengan seseorang yang hendak bepergian, lalu memanggil para hambanya dan mempercayakan hartanya kepada mereka.

15 Kepada yang seorang dipercayakan lima talenta,a kepada yang lain dua talenta, dan kepada yang lainnya lagi satu talenta sesuai dengan kadar kemampuan masing-masing. Setelah itu, pergilah tuan itu.

16 Hamba yang menerima lima talenta segera pergi dan menjalankan uangnya, lalu ia mendapatkan keuntungan sebanyak lima talenta.

17 Begitu juga halnya dengan hamba yang menerima dua talenta. Ia memperoleh keuntungan sebanyak dua talenta.

18 Sedangkan hamba yang menerima satu talenta pergi menggali lubang, lalu menyembunyikan uang perak milik tuannya itu.

19 Setelah sekian lama, tuan dari hamba-hamba itu pulang dan mengadakan perhitungan dengan mereka.

20 Kemudian, datanglah hamba yang menerima lima talenta dengan membawa serta lima talenta hasil usahanya, katanya, ‘Tuan, inilah lima talenta yang pernah Tuan percayakan kepadaku. Lihatlah, aku sudah memperoleh keuntungan sebanyak lima talenta juga.’

21 Jawab sang tuan kepadanya, ‘Baik sekali ikhtiarmu itu, hai hamba yang baik dan setia! Engkau telah memperlihatkan kesetiaanmu dalam hal yang kecil. Oleh karena itu, aku akan mempercayakan kepadamu hal yang besar. Masuklah engkau ke dalam kebahagiaan Tuanmu.’

22 Lalu, datanglah hamba yang menerima dua talenta. Ia berkata, ‘Tuan, inilah dua talenta yang pernah Tuan percayakan kepadaku. Lihatlah, aku sudah memperoleh keuntungan sebanyak dua talenta juga.’

23 Kata tuannya itu, ‘Baik sekali ikhtiarmu itu, hai hamba yang baik dan setia! Engkau telah memperlihatkan kesetiaanmu dalam hal yang kecil. Oleh karena itu, aku akan mempercayakan kepadamu hal yang besar. Masuklah engkau ke dalam kebahagiaan Tuanmu.’

24 Setelah itu, datanglah pula hamba yang hanya menerima satu talenta, lalu berkata, ‘Tuan, aku mengenal Tuan sebagai seorang yang keras tabiatnya. Tuan menuai di tempat yang tidak pernah Tuan taburi dan memungut di tempat yang tidak pernah Tuan tebari.

25 Itulah sebabnya, aku merasa takut sehingga aku pergi mengubur talenta Tuan. Lihatlah, aku mengembalikan milik Tuan.’

26 Jawab tuan itu kepadanya, ‘Hai hamba yang jahat dan malas! Engkau tahu bahwa aku menuai di tempat yang tidak pernah aku taburi dan mengumpulkan sesuatu di tempat yang tidak pernah aku tebari.

27 Seharusnya engkau menyerahkan uangku itu pada orang-orang yang dapat menjalankannya sehingga jika aku datang, aku dapat menerima uangku beserta dengan bunganya. 28 Jadi, ambillah talenta itu dari dia dan berikanlah kepada hamba yang mempunyai sepuluh talenta.

29 *Karena siapa mempunyai, kepadanya akan ditambahkan sehingga ia mempunyainya berlimpah-limpah. Tetapi, siapa tidak mempunyai, maka apa yang ada padanya pun akan diambil kembali.

30 *Setelah itu, campakkanlah hamba yang tidak berguna ini ke tempat yang paling gelap. Di tempat itu ada ratapan dan kertak gigi.’”

(Matius 25:1-30)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *